Wednesday, February 11, 2009

Memahami fenomena dukun cilik

Membaca Kompas edisi Kamis 12 Februari 2008 melalui situs Kompas.com saya sangat terheran-heran kepada beberapa orang yang telah mendaftar untuk "disembuhkan" oleh Dukun cilik Ponari asal Jombang Jawa Timur. Betapa tidak, bocah kelas 3 SD di Salah satu desa di Jombang ini demikian mengemuka beberapa minggu terakhir. Hal ini terkait "Batu bertuah" yang diyakini menjadi alat pengobatan mujarab atas penyembuhan berbagai macam penyakit. Ponari mungkin tidak pernah berpikir untuk menjadi "sakti" atau bahkan membuka praktek "pengobatan" seperti saat ini. Namun melihat animo masyarakat akan "keampuhan" batu Ponari yang terlebih dahulu harus dicelupkan ke air yang kemudian diminum atau dibasuh kepada bagian tubuh yang sakit, memaksa Ponari untuk "membagi kemujaraban" itu.

Terlepas dari Ponari sang bocah cilik, sebenarnya fenomena ini sudah sangat sering saya dengar. Berapa banyak masyarakat yang berbondong-bondong memohon "berkah" di tempat-tempat yang dianggap "keramat" seperti makam-makam "orang tua" yang selama hidupnya didedikasikan untuk kemaslahatan masyarakat, seperti makam wali misalnya.
Dengan tidak menafikan kepercayaan masyarakat, sebenarnya saya melihat hal ini sebagai suggestion booster. Hal ini saya utarakan mengingat sebagian orang di masyarakat kita perlu alat/perantara guna menambah kepercayaan akan sesuatu. Misalnya seperti ini, kalau saya menghadapi ujian kemudian saya berusaha keras untuk belajar, kemudian sesaat sebelum menghadapi ujian tersebut saya diberi alat tulis(pensil) yang telah "diisi" doa supaya lancar. Dan kemudian saat menjalani ujian, yang terjadi saya dapat mengerjakan dengan mudah dan lancar. Maka kemudahan itu sebenarnya dari usaha keras belajar beserta latihan yang cukup, bukan dari alat tulisnya. Soal do'a yang dipanjatkan untuk "mengisi" alat tulis, itu hanya bagian dari ikhtiar dan jelas……..Tuhan mendengar dan mengabulkan do'a nya.
Contoh kecil diatas adalah contoh sederhana yang dapat jadi cermin diri untuk kita bersama. Bahwasannya setiap kendala dalam hidup niscaya ada jalan keluar yang itu HARUS DARI USAHA KERAS diri sendiri.
Saya tidak menghakimi keyakinan sebagian masyarakat akan "keampuhan" barang-barang tertentu, tapi jika kita berikhtiar dan bersugesti bahwa kita dapat memecahkan masalah ini, saya yakin setiap kita akan mampu menghadapi.
Jika Sakit, berobat dan sabar. Jika terhimpit masalah, selesaikan dengan sabar. Dan jika rejeki masih jauh dari diri sendiri, berusaha dan bersabar. Sabar dan ikhtiar disertai sugesti bahwa kita bisa itu kunci utama hidup 

Tulisan saya mungkin tidak anda per HATI kan, tapi saya tulis sepenuh HATI

No comments: